Guru
Kau tak kenal letih membimbingku
Kau berdiri di depan untuk menerangkan pelajaran
Kau menjelaskan dengan Bahasa Indonesia
Guru
Kau selalu menasehatiku untuk terus belajar
Kau adalah orang tua keduaku
Kau membimbingku sampai pandai
Kau adalah orang tua keduaku
Guru
Kau begitu berjasa bagiku
Apa yang ku tak tahu jadi tahu karenamu
Kau melupakan tanda jasa
Terima kasih guru ku tak kan melupakan jasamu.
Banjarnegara, ditulis bulan Oktober 2012
Karya Ulfah Fauziah Kelas 7A
Sabtu, 15 Desember 2012
Selasa, 27 November 2012
Ekstra Kurikuler Majalah Dinding Fokus SMP Negeri 2 Pagentan
SMP Negeri 2 Pagentan memiliki ekstra kurikuler majalah dinding yang bernama Fokus. Ekstra ini memang tak banyak peminatnya, namun pengikutnya loyal atau setia dan senantiasa giat beraktivitas di dunia tulis menulis dan pajang memajang Mading. Sekarang mading diikuti: kelas 8 Aji Nugroho 8C, Watkhulil Anisa dan Alfa Mei Sadiyah 8A, kelas 7 Yosi Mutia Pertiwi, Prihatini, Siti Rohmah kelas 7C.
Tampilan mading ada rubrik salam redaksi, tajuk, liputan, artikel, puisi, cerpen, gambar, tahukah kamu, susunan redaksi. Mading berlatih tiap Selasa, walau praktiknya seminggu bisa sampai 2 bahkan 4 kali menjelang terbit.
Jumat, 16 Maret 2012
Presidenku
Karya Narimah Kelas 7C
Presidenku
Kau telah membawa nama baik bangsa kita
Kau bagaikan pahlawan Indonesia
Wahai Presidenku
Di kala kami kesusahan
Kau membantunya
Sungguh besar jasa-jasamu
Oh Presidenku
Sikapmu sungguh mulia
Disertai hati ikhlasmu
Bagaikan bunga yang tengah mekar
Puisi Karya Narimah Siswi Kelas 7C SMPN 2 Pagentan
16 Maret 2012
Presidenku
Kau telah membawa nama baik bangsa kita
Kau bagaikan pahlawan Indonesia
Wahai Presidenku
Di kala kami kesusahan
Kau membantunya
Sungguh besar jasa-jasamu
Oh Presidenku
Sikapmu sungguh mulia
Disertai hati ikhlasmu
Bagaikan bunga yang tengah mekar
Puisi Karya Narimah Siswi Kelas 7C SMPN 2 Pagentan
16 Maret 2012
Label:
7c,
presiden,
puisi,
smpn 2 pagentan
Selasa, 01 Juni 2010
Air Mata
jika aku adalah air matamu
aku ingin lahir dan jatuh dari matamu
dan berakhir di bibirmu
tapi jika kau adalah air mataku
ku tak kan menangis
karna ku takut kehilanganmu
karya Gilang Febrianto kelas 8 A SMPN 2 Pagentan Banjarnegara
aku ingin lahir dan jatuh dari matamu
dan berakhir di bibirmu
tapi jika kau adalah air mataku
ku tak kan menangis
karna ku takut kehilanganmu
karya Gilang Febrianto kelas 8 A SMPN 2 Pagentan Banjarnegara
Air Mata
jika aku adalah air matamu
aku ingin lahir dan jatuh dari matamu
dan berakhir di bibirmu
tapi jika kau adalah air mataku
ku tak kan menanngis
karna ku takut kehilanganmu
karya Gilang Febrianto kelas 8 A SMPN 2 Pagentan Banjarnegara
aku ingin lahir dan jatuh dari matamu
dan berakhir di bibirmu
tapi jika kau adalah air mataku
ku tak kan menanngis
karna ku takut kehilanganmu
karya Gilang Febrianto kelas 8 A SMPN 2 Pagentan Banjarnegara
Sabtu, 29 Mei 2010
Selasa, 25 Mei 2010
Longsor di Hutan Pinus Clapar Banjarnegara
Pada hari Sabtu 16 Mei 2010 terjadi bukit longsor di hutan pinus Clapar Madukara, Banjarnegara. Longsoran bukit menutupi jalan raya yang menghubungkan Pagentan - Banjarnegara. Akibatnya hari Sabtu guru-guru yang akan mengajar yang rumahnya di bawah tidak bisa melanjutkan perjalanan ke sekolah masing-masing, termasuk guru SMPN 2 Pagentan.
Bukit yang ditanami pinus itu longsor setelah semalaman diguyur hujan lebat. Mungkin penyebabnya karena tanah terlalu gembur, sehingga di bawah pohon pinus tak ada rumput atau semak yang bisa menyerap air.
Hari Senin orang yang akan ke Pagentan atau yang akan turun ke bawah (Madukara, Banjarnegara dll) sudah bisa lewat walaupun jalan tetap belum bisa dilalui kendaraan. Kami para guru melewati jalan yang masih licin berlumpur dengan bergandengan tangan. Akhirnya bisa melewati longsoran dan mengajar seperti biasa.
DPU kabupaten mengerahkan alat berat berupa beghu dan eskavator untuk menyingkirkan longsoran. Namun karena pekerjaan yang atau tanah yang harus disingkirkan banyak maka pekerjaan itu memerlukan waktu berhari-hari.
Kami pun mau tak mau harus berjalan kaki di longsoran yang kurang lebih panjangnya 20-30 meter dengan berjalan kaki. kendaraan dari bawah hanya bisa mengantar sampai di ujung longsor , dilanjutkan berjalan, dan di atas longsoran sudah menunggu ojek atau jemputan. Mas Warjo, Pur, dan Mbak Eni senantiasa setia menjemput kami.
Barulah tadi pagi Rabu, 26 Mei 2010 kata Mbak Rini jalamn sudah bisa dilalui kendaraan. Alhamdulillah.
Langganan:
Postingan (Atom)